Melalui Dana Keistimewaan, DIY melakukan perbaikan pada Jalan Srandakan – Poncosari – Pandansimo, sepanjang 1,2 km. Jalan ini merupakan jalur menuju obyek wisata pantai selatan, dan jalur utama untuk mengarah ke JJLS, yaitu Jembatan Pandansimo.
Dijelaskan Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUP-ESDM) DIY, Tri Murtoposidi, ujung dari Jalan Srandakan – Poncosari – Pandansimo ini merupakan potensi wisata yang bagus. Sejumlah pantai berada di sana, seperti Pantai Baru, Pantai Kuwaru, Pantai Cangkring, dan Pantai Segoro Kidul berada. Selain itu, juga menjadi akses utama bagi truk penambang yang memang pada akhirnya berada pada level urgensitas untuk kemantapan jalan.
“Jadi kondisi jalan di Srandakan-Poncosari-Pandansimo total panjangnya ada 6,5 km. Dari panjang 6,5 km itu memang kondisinya ada beberapa ruas jalan yang mengalami rusak berat,” jelas Didik melalui sambungan telepon pada Rabu (13/11).
Jalan tersebut memiliki kondisi rusak berat disebabkan salah satunya oleh muatan berlebih dari tambang pasir. Truk pasir yang melewati daerah tersebut over dimension dan overload. Dimensi kendaraan yang ditambah, serta load yang juga berlebih, diperparah dengan kondisi pasir yang basah menjadi penyebab utama.
Menggunakan beton (rigid pavement) sebagai pengeras jalan, proyek rehabilitasi Jalan Srandakan-Poncosari-Pandansimo ini dilaksanakan selama 61 hari kontrak, dimulai 1 November 2024-31 Desember 2024, dengan nilai kontrak 11, 597 miliar.
“Kami lakukan penanganan dengan beton selebar 7 meter, ketebalan beton 25 cm. Kemudian ada juga beton kurusnya di bawah, setebal 10 cm. Jadi 10 cm dulu, baru beton 25 cm,” jelas Didik.
Didik menambahkan, sebelah barat atau kanan jalan dari Yogyakarta, dibuat drainase menggunakan U-Ditch. Drainase hanya dibangun di satu sisi saja, karena sisi yang lain sudah terdapat irigasi pertanian, yang mempermudah aliran air.
___
#DanaKeistimewaan
#Srandakan
#Poncosari
#Pandansimo
#JogjaIstimewa
#HumasJogja